Ramadhan... Tiba masanya kamu berakhir. Meninggalkan berbagai macam khas yang kamu bawa ketika kamu datang. Kolak, kurma, sirup dan berbagai aneka takjil lainnya yang selama ini orang nantikan ketika kamu datang. Aku seolah ingin menikmati bulan ini lebih lama dari biasanya. Menikmati bagaimana masjid seakan ramai selama 1 bulan penuh, ayat-ayat al qur'an berbunyi sepanjang hari, dan juga bagaimana aku menikmati momen kekeluargaan yang hampir jarang aku menikmatinya.
Ramadhan banyak momen yang kau sajikan selama 1 bulan penuh ini. Aku ingat ketika terawih saat kami sujud ada seorang anak kecil yang tidak sengaja mengeluarkan gas dari duburnya, seakan tidak tau apa-apa anak kecil itu bersikap santai. Aku serta jamaah lainnya mungkin dalam hati berkata "ya olloh, aku masih sayang paru-paru ku". Ada lagi momen dimana saat hendak tadarusan kami lupa juz berapa yang akan dibaca karna sehari sebelumnya gak ada yang tanggalin juz berapa saat selesai tadarusan.
Ramadhan aku tau ini begitu berat untuk meninggalkanmu. Aku belum sepenuhnya menjadi seorang muslim yang taat betul dan menjalankan amalan ibadah di bulan ini secara maksimal. Ramadhan aku minta maaf atas segala suatu cela atau tindakan yang mengotorimu di bulan ini. Ramadhan aku tidak tahu apakah aku bisa menjumpaimu lagi atau tidak tahun depan. Ramadhan aku hanya bisa pasrah menunggumu lagi untuk jangka waktu yang lama, semoga aku bisa menikmatimu seperti 1 bulan yang suci ini tahun depan. Sekarang aku hanya bisa menantikan hari esok. Hari dimana semua umat muslim dunia merayakan kemenangannya. Ramadhan kamu seperti halnya sebuah buku yang dimana selama 1 bulan orang itu mulai menuliskan kisahnya di buku tersebut dengan amaln dsb. Walaupun harus capek menggerakan tangan, pikiran, rasa lapar dan haus, tapi pada akhirnya setelah buku itu selesai ditulis saat itu juga si penulis meluapkan kegembiraannya.
Ramadhan..... Sampai jumpa lagi yang akan datang.
Ramadhan banyak momen yang kau sajikan selama 1 bulan penuh ini. Aku ingat ketika terawih saat kami sujud ada seorang anak kecil yang tidak sengaja mengeluarkan gas dari duburnya, seakan tidak tau apa-apa anak kecil itu bersikap santai. Aku serta jamaah lainnya mungkin dalam hati berkata "ya olloh, aku masih sayang paru-paru ku". Ada lagi momen dimana saat hendak tadarusan kami lupa juz berapa yang akan dibaca karna sehari sebelumnya gak ada yang tanggalin juz berapa saat selesai tadarusan.
Ramadhan aku tau ini begitu berat untuk meninggalkanmu. Aku belum sepenuhnya menjadi seorang muslim yang taat betul dan menjalankan amalan ibadah di bulan ini secara maksimal. Ramadhan aku minta maaf atas segala suatu cela atau tindakan yang mengotorimu di bulan ini. Ramadhan aku tidak tahu apakah aku bisa menjumpaimu lagi atau tidak tahun depan. Ramadhan aku hanya bisa pasrah menunggumu lagi untuk jangka waktu yang lama, semoga aku bisa menikmatimu seperti 1 bulan yang suci ini tahun depan. Sekarang aku hanya bisa menantikan hari esok. Hari dimana semua umat muslim dunia merayakan kemenangannya. Ramadhan kamu seperti halnya sebuah buku yang dimana selama 1 bulan orang itu mulai menuliskan kisahnya di buku tersebut dengan amaln dsb. Walaupun harus capek menggerakan tangan, pikiran, rasa lapar dan haus, tapi pada akhirnya setelah buku itu selesai ditulis saat itu juga si penulis meluapkan kegembiraannya.
Ramadhan..... Sampai jumpa lagi yang akan datang.