Ramadhan apa kabar?
Sudah sekian kali aku bertemu dirimu, namun pada nyatanya diriku tak pernah bosan ketika kau datang.
Bangun pagi-pagi buta dengan mata yang masih kedap kedip seperti lampu 5 watt atau makan dengan terburu-buru karena waktu imsak tinggal 5 menit. Berbuka dengan khas oleh dirimu. Kurma serta sirup yang biasa hadir di iklan-iklan televisi.
Masjid lebih ramai dari biasanya dengan khasnya membawa suasana yang nyaman dikelilingi suara-suara merdu lantunan ayat suci. Orang-orang mudah tersenyum bahkan dengan lembutnya mengasihi anak yatim. Tangan yang dulu sering lupa untuk memberi, sekarang dengan mudahnya memberi.
Matahari lebih panas dari biasanya pada siang hari, huhhh Es cendol terlihat lebih menggoda dengan aromanya. Orang-orang mulai berteriak menjajaki jajanannya pada sore hari. Anak kecil berlarian, merengek dengan suaranya yang khas serta suara Adzan maghrib yang banyak dinanti orang.
Ramadhan, kini kau hadir bagaikan hujan. Menghujani diriku yang selama 11 bulan menjadi debu. Debu yang melekat sangat tebal, bahkan aku sendiri tak tahu seberapa tebal debu tersebut. Aku bersyukur kau datang untuk membersihkannya. Membersihkan dosa-dosa yang melekat padaku bagaikan magnet yang sangat sulit di lepas.
Ramadhan, ajarkan aku untuk lebih dekat padanya. Ajarkan aku bagaimana caranya menyambutmu dengan benar. Ajarkan aku supaya bisa lebih bermanfaat padamu.
Semoga kali ini tak hanya lapar dan haus yang ku dapat, tapi juga pengampunan atas kesalahanku yang lalu. Tak lupa juga semoga aku bisa memahami diriku seperti halnya ku memahamimu.
Ramadhan... Yuk Mulai
Sudah sekian kali aku bertemu dirimu, namun pada nyatanya diriku tak pernah bosan ketika kau datang.
Bangun pagi-pagi buta dengan mata yang masih kedap kedip seperti lampu 5 watt atau makan dengan terburu-buru karena waktu imsak tinggal 5 menit. Berbuka dengan khas oleh dirimu. Kurma serta sirup yang biasa hadir di iklan-iklan televisi.
Masjid lebih ramai dari biasanya dengan khasnya membawa suasana yang nyaman dikelilingi suara-suara merdu lantunan ayat suci. Orang-orang mudah tersenyum bahkan dengan lembutnya mengasihi anak yatim. Tangan yang dulu sering lupa untuk memberi, sekarang dengan mudahnya memberi.
Matahari lebih panas dari biasanya pada siang hari, huhhh Es cendol terlihat lebih menggoda dengan aromanya. Orang-orang mulai berteriak menjajaki jajanannya pada sore hari. Anak kecil berlarian, merengek dengan suaranya yang khas serta suara Adzan maghrib yang banyak dinanti orang.
Ramadhan, kini kau hadir bagaikan hujan. Menghujani diriku yang selama 11 bulan menjadi debu. Debu yang melekat sangat tebal, bahkan aku sendiri tak tahu seberapa tebal debu tersebut. Aku bersyukur kau datang untuk membersihkannya. Membersihkan dosa-dosa yang melekat padaku bagaikan magnet yang sangat sulit di lepas.
Ramadhan, ajarkan aku untuk lebih dekat padanya. Ajarkan aku bagaimana caranya menyambutmu dengan benar. Ajarkan aku supaya bisa lebih bermanfaat padamu.
Semoga kali ini tak hanya lapar dan haus yang ku dapat, tapi juga pengampunan atas kesalahanku yang lalu. Tak lupa juga semoga aku bisa memahami diriku seperti halnya ku memahamimu.
Ramadhan... Yuk Mulai