Beberapa bulan ini semenjak menjadi orang yang beramanah rasanya pengen mati. Awal-awal semangat begitu membara ketika ingin menjadi agen perubahan. Tapi apa daya, fisik dan pikiran terkadang tak bisa di paksakan. Ini bukan organisasi atau instansinya yang salah. Ini tentang gue. seorang laki-laki yang masih terkadang futur. Semua memang ada batas, jalan sudah di ambil menjadi kseharian yang akan di jalani selama setahun belakangan ini.
Teringat beberapa bulan lalu ada seseorang yang menginginkan gue tuk bertahan membantu membangkitkan lagi sinar yang meredup dalam gelap. Dilema karena di satu sisi pengen rasanya menjadi orang terkenal sebagai salah satu public figure. Pengen rasanya bisa menjadi bagian dari orang-orang yang memiliki pemikiran setajam tebasan abu bakar. Itulah pilihan kadang hati dan pikiran harus ada yang mengalah satu sama lain.
2017 sudah menginjak bulan ke 4, dan lagi-lagi resolusi yang sama di tahun 2016 akan sedikit molor. Yup nulis Novel. Waktu itu gue pikir karena memang lagi sibuk-sibuknya ikut organisasi sampe ikut tiga lembaga yang berbeda, nulis bisa di skip tahun depan. Sekarang malah sebaliknya. Makin sibuk dan kondisi badan gak terkontrol. Impian dua tahun buat nulis harus ditunda lebih lama lagi. Entah sampai kapan.
Lelah...
Bagai dosa yang memaksa gelap semakin gelap. Gak tau sampe kapan ini bertahan. Besok, lusa, atau beberapa hari kedepan, gue gak tau seberapa kuat memaksa tubuh ini tuk melakukan aktivitas di atas normal. Sekarang semuanya hanya buih lautan. Gue mangambang mengikuti arus kehidupan tanpa arah tujuan.
Kemaren gue sedikit berbincang-bincang dengan seorang sahabat.
"Cuy, kok ane kadang futurr ya, capek aja ngejalaninnya. Gak ada waktu buat libur"
"Ane tuh pernah baca buku LKS jaman ane SMA, 'Orang yang tidak suka organisasinya, jangan benci lingkungannya. Orang yang gak suka pekerjaannya, jangan benci Organisasinya. Orang yang gak suka keduanya, jangan benci orang-orang nya'. Kadang suatu hal yang kita gak suka itu malah orang lain pengen ada di posisi kita. Jadi jangan salahlan kenapa kamu berada disini, tapi tanyakan apa yang akan kamu perbuat di dalam sini. Dakwahnya kah? Orang-orangnya kah? atau siapa?"
Sudahkah kita ikhlas hari ini?
Teringat beberapa bulan lalu ada seseorang yang menginginkan gue tuk bertahan membantu membangkitkan lagi sinar yang meredup dalam gelap. Dilema karena di satu sisi pengen rasanya menjadi orang terkenal sebagai salah satu public figure. Pengen rasanya bisa menjadi bagian dari orang-orang yang memiliki pemikiran setajam tebasan abu bakar. Itulah pilihan kadang hati dan pikiran harus ada yang mengalah satu sama lain.
2017 sudah menginjak bulan ke 4, dan lagi-lagi resolusi yang sama di tahun 2016 akan sedikit molor. Yup nulis Novel. Waktu itu gue pikir karena memang lagi sibuk-sibuknya ikut organisasi sampe ikut tiga lembaga yang berbeda, nulis bisa di skip tahun depan. Sekarang malah sebaliknya. Makin sibuk dan kondisi badan gak terkontrol. Impian dua tahun buat nulis harus ditunda lebih lama lagi. Entah sampai kapan.
Lelah...
Bagai dosa yang memaksa gelap semakin gelap. Gak tau sampe kapan ini bertahan. Besok, lusa, atau beberapa hari kedepan, gue gak tau seberapa kuat memaksa tubuh ini tuk melakukan aktivitas di atas normal. Sekarang semuanya hanya buih lautan. Gue mangambang mengikuti arus kehidupan tanpa arah tujuan.
Kemaren gue sedikit berbincang-bincang dengan seorang sahabat.
"Cuy, kok ane kadang futurr ya, capek aja ngejalaninnya. Gak ada waktu buat libur"
"Ane tuh pernah baca buku LKS jaman ane SMA, 'Orang yang tidak suka organisasinya, jangan benci lingkungannya. Orang yang gak suka pekerjaannya, jangan benci Organisasinya. Orang yang gak suka keduanya, jangan benci orang-orang nya'. Kadang suatu hal yang kita gak suka itu malah orang lain pengen ada di posisi kita. Jadi jangan salahlan kenapa kamu berada disini, tapi tanyakan apa yang akan kamu perbuat di dalam sini. Dakwahnya kah? Orang-orangnya kah? atau siapa?"
Sudahkah kita ikhlas hari ini?