Kopi mungkin bagi sebagian orang hanya minuman untuk
meningkatkan ketahanan mata untuk berkedip lebih lama alias ngantuk. Tapi bagi
gue gak ada kopi samping laptop sama halnya gak ada ide. Saat nulis ini samping
gue ada coffee latte. Udah banyak banget macam-macam kopi yang menemani gue
saat nulis. Dari kopi yang ada iklannya di tipi-tipi kek luwak white coffee sampe
yang macam nama benua Americano udah gue cobain. Tapi diantara kopi lain yang
namanya keren-keren, paling berkesan menurut gue adalah Black Coffee alias kopi
item. Widih kopi pinggiran yang harganya dua ribuan tapi dijual di café ampe
puluhan ribu. Padahal rasanya sama aja. PAHIT. Bedanya mungkin dari penyajian,
mewahnya gelas yang berisi merek café, mba-mba mas-mas yang keren sama satu
lagi biasanya kopi pinggir jalan masih ada ampasnya. Itu yang keren wkwwkwk
Saat nulis ini gue inget dulu ketika kopi pertama yang gue
minum adalah buatan nenek. Saat itu nenek gue buatin kopi untuk kakek setelah
bekerja. Dengan mengambil beberapa sendok serbuk kopi lalu diseduhnya
(sebelumnya kopi ini dibeli dipinggir jalan di sebuah desa namanya Kintamani).
Tanpa gula hanya terlihat sebuah kopi hitam biasa dengan gelas bening. Lalu gue
coba merengek untuk dibuatin kopi. Seruputan pertama saat masuk lidah adalah
blueh bluehh ampas kopi nempel dibibir. Tapi lama kelamaan pahit serta ampasnya
serasa enak. Itulah kenapa saat itu juga gue mendedikasikan sebagai Penyuka
Kopi.
Kopi itu adalah sebuah dosa yang paling sulit gue tolak
Kopi itu sebuah seni rasa ketika orang meminumnya
Kopi itu Indah ketika di mix dengan sesuatu tertentu
Kopi itu kamu… Pahit di depan manis dibelakang (ini bercanda
serius)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar