Pages

Sabtu, 27 Mei 2017

Ramadhan, apa kabar?

Ramadhan apa kabar?

Sudah sekian kali aku bertemu dirimu, namun pada nyatanya diriku tak pernah bosan ketika kau datang.
Bangun pagi-pagi buta dengan mata yang masih kedap kedip seperti lampu 5 watt atau makan dengan terburu-buru karena waktu imsak tinggal 5 menit. Berbuka dengan khas oleh dirimu. Kurma serta sirup yang biasa hadir di iklan-iklan televisi.

Masjid lebih ramai dari biasanya dengan khasnya membawa suasana yang nyaman dikelilingi suara-suara merdu lantunan ayat suci. Orang-orang mudah tersenyum bahkan dengan lembutnya mengasihi anak yatim. Tangan yang dulu sering lupa untuk memberi, sekarang dengan mudahnya memberi.

Matahari lebih panas dari biasanya pada siang hari, huhhh Es cendol terlihat lebih menggoda dengan aromanya. Orang-orang mulai berteriak menjajaki jajanannya pada sore hari. Anak kecil berlarian, merengek dengan suaranya yang khas serta suara Adzan maghrib yang banyak dinanti orang.

Ramadhan, kini kau hadir bagaikan hujan. Menghujani diriku yang selama 11 bulan menjadi debu. Debu yang melekat sangat tebal, bahkan aku sendiri tak tahu seberapa tebal debu tersebut. Aku bersyukur kau datang untuk membersihkannya. Membersihkan dosa-dosa yang melekat padaku bagaikan magnet yang sangat sulit di lepas.

Ramadhan, ajarkan aku untuk lebih dekat padanya. Ajarkan aku bagaimana caranya menyambutmu dengan benar. Ajarkan aku supaya bisa lebih bermanfaat padamu.

Semoga kali ini tak hanya lapar dan haus yang ku dapat, tapi juga pengampunan atas kesalahanku yang lalu. Tak lupa juga semoga aku bisa memahami diriku seperti halnya ku memahamimu.

Ramadhan... Yuk Mulai

Selasa, 09 Mei 2017

Jadi Orang Yang Beda

Sebelum gue dapet pencerahan, dulunya gue pernah pacaran. Kalian yang baca ini juga pernah (mungkin beberapa masih setia dengan kesendiriannya). Yang pengen gue bahas disini adalah "Kita Jadi Orang Yang Beda"

Beda? yup beda dengan beberapa kebiasaan yang mungkin sering kita lakuin.

1. Jadi Alay 👾

Khususnya laki-laki yang sebelumnya kalem di medsos misalnya, kurang suka update snapgram dll mendadak jadi rame. Bukan karena kemauan sendiri melainkan mengikuti arus dari si pacar perempuan. Bisa aja kebalikannya. Mungkin juga HP nya di ambil alih sama pacar. Tapi disini kita nih laki-laki merasa gak bisa apa-apa. Contohnya Kalo lagi makan dikit2 snapgram, suapan pertama snapgram sambil mulutnya monyong2 terus pake boomerang dan si cewek nulis caption "komodo lagi makan ayam".
Ketika kita mencoba menyenangi orang yang kita sayang terkadang disisi lain kita gak bisa dapetin sesuatu yang buat kita senyaman ngejalanin hidup ala kadarnya. Mungkin awalnya kita biasa-biasa aja atau mungkin happy buat ngelakuin itu, masalahnya kita ngejalaninnya bukan karena diri kita sendiri bergerak melakukan apa yang kita pengen, <elainkan melakukan sesuatu buat orang lain. Disini kita jadi orang yang beda.

2. Gak Ada Waktu ⏰

Gue pernah ngalamin dua posisi yang beda

1. Pacaran
2. Temen dari temen gue yang pacaran

Intinya kita jarang ada waktu buat maen ama temen. Ketika gue pacaran banyak waktu yang gue habiskan ama pacar. Mulai dari Video call berjam-jam, ke mall, ataupun nonton sambil suap-suapan pop corn. Tiap kali temen ngajak keluar jawabannya pasti macem2. "Gue lagi ngedate nih, gak bisa", "Gue lagi di luar, sorry ya", "Gue lagi mens nih". Banyak banget alasan buat kita nolak ajakan maen sama temen. Dan suatu hari ketika kita ngajak maen, mereka selalu jawab "Tumben ngajak maen, gimana udah selesai tugas jadi babu?". Begitu pula sebaliknya ketika kita diposisi menjadi orang yang biasa

3. Relationship (without marriage) like a herbivora or carnivora

Gak sepenuhnya bener sesuai poin no 3 ini. Tapi kebanyakan pasti merasa "ya" ini gue banget. Hubungan sebagian besar fokus utamanya pasti ke pacar. Sadar atau gak kadang kita menyepelekan hal-hal yang bisa kita kesampingkan buat fokus ke pacar. Padahal hal sepele itulah yang kadang mematikan kita di suatu titik tertentu. Contohnya ketika ada dua hal yang harus lo pilih antara jalan ama pacar sama ngerjain tugas kampus misalnya. Kebanyakan dari kita pasti mengesampingkan menyelesaikan tugas kampus dan kita berasumsi bahwa "ahh gampang entar ajalah ngerjainnya". Seketika terlarut dalam hubungan yang personal kita lupa bahwa udah sampai pada deadline pengerjaan dan kita masih belum buat apa-apa. Kita dibunuh oleh perasaan yang mengatas namakan logika berfikir.

Well itu hanya sekedar pengalaman, kalo gak setuju ya sah2 saja mungkin kalian bisa me manage dengan baik apa yang terjadi dalam lingkungan kalian.

Jadi sudahkah kita menjadi Beda? :v