Pages

Jumat, 11 Agustus 2017

Jarak

Bulan april kala itu adalah kali terakhir gue berakhir dengan jarak. Jarak yang awalnya gue anggap hanya sebatas Kilometer yang hanya perlu dinikmati. Jarak yang selalu menemani hari gue dengan sedih canda tawanya. Jarak yang kadang terselip sebuah kerinduan untuk dicurahkan tapi berakhir dengan perpisahan.

Jarak kadang ngeselin bagi gue. Misalnya gue harus berpisah dengan mas-mas Martabak langganan gue di daerah Denpasar. Martabak dengan aroma khasnya, rasanya dan kumis mas-mas nya. Ahh rindu sekali akan mereka. 

Jarak juga bikin hal yang kadang dulu kita anggap sepele tapi sekarang malah ngangenin. Misalnya, gue suka banget duduk di balkon rumah sambil liat view gunung ditemenin kopi di pagi hari atau kangen sama masakan mama yang tiap hari selalu kita makan.

Jarak hanyalah sebuah istilah yang buat gue ngerasa antara bersyukur dan harus benci. Bersyukur karena jarak ngajarin gue apa itu sabar, ikhlas dan pahit. Yang buat gue jadi tau kapan harus berjuang atau ninggalin sesuatu yang emang pahit banget buat dijalanin. Benci karena "jarak", buat gue jauh dari hal-hal nyaman yang selalu gue lakuin. Benci karena jarak gue jadi tau kalo "Kilomteer" bukan hanya sebuah satuan jalan tapi semacam "Kilometer" yang memang untuk di Rindu.

Minggu, 30 Juli 2017

day 3, Bibir merah

Jadi ceritanya gue terlambat buat masuk kelas dikarenakan ke mageran saat selesai hujan. Hal yang paling enak ketika turun hujan adalah tidur apalagi di pagi hari, tapi rasanya itu tidak mudah untuk dilakukan karena harus belajar. Shittt

Awalnya ketika masuk gak ada tanda-tanda bakal kena punishment. Lega. Hal mengerikan pun terjadi ketika masuk kelas siang tiba-tiba sang mentor berucap "Yang tadi telat, mau dihukum apa?". Shit. Dengan berbagai alasan kami menolak untuk menyerah memperjuangkan diri kami dari hukuman.

"Ms engrie, tadi hujan ms. Nunggu reda dulu baru berangkat". Ucap kami ber 5

Wanita memang senang ketika liat cowok menderita. Dengan jiwa ke emak'an mereka berkata dengan santai

"Tadi kami juga kehujanan, tapi tepat waktu"

Dalam hati.... "Cewek emang selalu benar, kalo salah balik lagi ke poin pertama". Pasrah

"Jadi ini mau dihukum apa?". Tanya Ms Engrie

Gue bahkan gak tau jalan pikiran perempuan kalo ngasih hukuman itu memang kampret. Dengan muka polosnya mereka serempak bilang "Pake Lipstik".

Gue dengan sangarnya bilang "Haroooommmmmm"

Ujung-ujungnya tetep juga kami para lelaki bujang memakai lipstik.

Kenalin namanya Maryadi atau biasa dipanggil Adi. Gue gak tau dia lahir di planet apa dengan bakat apa yang jelas diantara kami ber 5, dia satu-satunya orang yang pake lipstik paling RAPI. Kalo ada kontes laki-laki pake make up, gue yakin dia gak bakal kalah sama bencong-bencong taman mini di Jakarta.



Kamis, 27 Juli 2017

day 2, Ndesoooo

Seperti biasa, pagi hari jam set 6 teriak-teriak di jalan.

"Can u get the dipper please?"

"Can u get the dipper please?"

"Dipperrrr"

"Dipperrr"

sampai mulut berbusa buat tereak2 akhirnya report juga.

Jadi tiap anak maju satu per satu buat ngafalin kosa kata di depan Mr Jejen. Dan tiap anak pasti kena semprotan "Mbahmu" or "Dasar ndesoo". Termasuk gue

"I need a new tooth brush". Gue

"Nu". Mr jejen said

"New"

"New new mbahmu. Nu"

"Nu"

"(Nah gitu)"

Kesialan gak sampe disitu aja, kata2 kampret keluar lagi

"Your breath is stink"

"Breath breath, dasar ndeso. Breath (sambil praktekin yang bener'

"Breaathhhh"

"Lidahnya gini, breath"

"breaaathhh"

"Dasar ndesoo"

"hueehhehehhe"

Rabu, 26 Juli 2017

day 1, latihan militer

Jadi tiap lembaga punya cara masing-masing buat menghafal kosa kata dalam bahasa inggris. Anehnya cuma lembaga yang gue tempatin punya cara paling gila buat ngafalin kosa kata.

1. Bangun jam set 6 pagi dan baris di pinggir jalan raya sambil teriak-teriak
2. Mentornya GILA atau bisa disebut KEREN karena kegilaannya

Kenalin namanya Mr. Jejen. Mentor paling keren yang pernah gue temuin. Pakaian ala raggae, rambut kriting, dan boros muka (umurnya muda, tapi mukanya tua). Tiap pagi gue sama anak-anak yang lain baris di pinggir jalan dan teriak-teriak ngikutin perkataannya.

"Make a line please". Mr jejen said
"Make a line please". anak-anak ngikutin

"Hey, get back in the line". Mr jejen said
"Hey, get back in the line". anak-anak ngikutin

Makin lama, makin ngaco. Anehnya  kita tau apa yang harus kita bicarain.

"Ngantri dong"

"Make a line please"

"baja bajajajajbaja"

"Make a line please"

"yaeyayeabybeyaeay"

"Make a line please"

tiba-tiba cewek lewat terus senyum sama Mr Jejen

"Anyinggg gue di senyumin"

Serempak jawab "Anyinggg"


Selasa, 25 Juli 2017

a day before learning english

Rencana awal buat ke kampong inggris jam 8 pagi gagal total gegara si kampret gak bangun (termasuk gue). Kenalin namanya Adit gue biasa manggil dia kadal atau gak kampret karena kelakuannya kek preman. Kita akhirnya berangkat jam 12 itu pun harus ngejar bus yang udah mau berangkat dari terminal. Shit, busnya udah kek pasar. Barang dimana-dimana, kakek-kakek dengan polosnya duduk sambil selonjoran bahkan emak-emak yang harusnya menguasai transportasi umum kali ini harus berdiri. HAHAHA kuasa emak-emak kalah di bus ini.

Singkat cerita kita pun sampe di kampong inggris. Di awali dengan naik bentor (becak motor). Gila tarifnya per orang 25K, bapaknya bilang “Jauh ini mas jaraknya”. Padahal gak sampe 2KM, mending naek gojek (gak kepikiran)

 Seperti hal lazim pada umumnya ketika daftar sesuatu kita harus ngurus administrasi. Ini gak menarik sih cuma yang menarik mba-mba yang ngurusinnya. Ada benih-benih tatapan yang mencengangkan ketika melayani gue dibanding ngelayanin orang laen. Ketika orang laen yang dilayani mba-mba nya biasa aja kesannya, tapi pas gue yang dilayanin banyak banget pertanyaan yang gak penting. “Mas darimana?” “Mas kuliah dimana?” atau “Mas kamu ganteng” :v.
Habis itu gue diarahin menuju camp yang mirip kontrakan. Kesan pertama saat masuk camp “Pakaian dalam dengan santainya gelantungan ditempat jemuran”. Mirip ketika udah boker tapi keran aer nya gak nyala. Jijik.


Gak ada kegiatan menarik setelah itu hanya istirahat dan tes biasa untuk penempatan kelas ke esokan harinya. Hal yang membosankan

Kamis, 13 Juli 2017

Keraguan

Baru aja gue buka youtube dan ngeliat draw my life nya Radit. Seoalah ini balik lagi ke gue yang getol pengen jadi bagian dari industri kreatif tapi gue malah sibuk sendiri dengan berbagai aktifitas yang ada. Ada yang salah. Gue gak tau gimana mulainya, tapi semenjak tulisan ini dibuat gue harap gue akan membacanya nanti ketika gue berhasil jadi apa yang gue mau.

Ada yang salah. Sekarang adalah masa yang ngambang buat gue. Bahkan bisa dibilang ini adalah penentuan antara mau lanjut lebih serius dengan nulis atau tetep jadi orang yang hanya kuliah, sibuk terus tau-tau lulus. Bahkan lulus pun belum tau mau kerja apa. Gue bahkan sempet ragu dengan masa depan gue sekarang. Gue bahkan terlalu pesimis tentang cita-cita gue kedepan. Tapi gue suka nulis. Seseimple itu passion gue. Gue suka ngehibur orang, gue suka film, tapi gak ada satupun dari keseharian gue buat gue nulis. Kuliah, rapat, maen bahkan lingkungan pun sepertinya tidak mendukung buat gue nulis. Setidaknya gue sekarang berdoa sama tuhan, hari ini sampai kapan pun gue harap dipertemukan dengan orang-orang yang sesuai dengan keinginan gue jadi penulis. Setidaknya itu menjadi harapan paling mulia bagi gue. Semoga... 

Selasa, 13 Juni 2017

Ramadhan, sementara sendiri

Ramadhan...

Kadang sendiri adalah hal paling menyiksaku. Sendiri bisa ku ibaratkan bagai pelangi yang menampakan dirinya di tengah kesepian. Merenung dengan berbagai macam pikiran yang selalu terbayang

Ramadhan...

Kau tau hal yang paling indah dari sebuah kesendirian? bagai sebuah taman impian di savana yang luas. Cukup aku dan masamu yang bisa menikmatinya.

Tertawa sendiri memikirkan hal lucu bersamamu. Hal yang ku anggap sebagai retorika dari sebuah mimpi yang seolah memiliki dunianya sendiri. Kamu tau apa artinya itu? Aku ingin mewujudkannya suatu hari nanti

Ramadhan...

Terkadang rindu sekali melakukan hal yang biasa bahkan kusukai. Seperti aku menulis ini misalnya. Menulis dirimu dengan berbagai kegelisanku. Memulai sebuah kata-kata dengan alur yang jelas. Cerita yang ringkas dan Hati yang was-was. Apakah tulisan ini bagus? apa tulisan ini bisa membuat orang lain bahagia?

Seperti mimpi kebanyakan orang yang mengutip mimpinya dari orang yang ia kagumi "Impianku sederhana saja, bisa nulis dan buat orang lain bahagia"

Ramadhan...

Cukup Sesederhana itu.....


Rabu, 07 Juni 2017

Ramadhan, surat untuk masa kecil

Ramadhan...

Sudah beberapa tahun ini ku memulai dengan menyambutmu jauh dari orang tua. Jauh dari heningnya sebuah pedesaan yang  nyaman pada sore hari. Angin sepoi-sepoi yang menggerogoti kulit seakan menjadi khas yang kurasakan saat itu.

Ramadhan...

Ingat sekali saat aku kecil dulu sering melanggar aturanmu. Mulai dari maling jeruk di kebon orang lalu diam-diam memakannya atau sembunyi di kamar dengan minuman yang kusembunyikan di dalam baju.

Senja sore itu kadang buatku tertawa saat ini. Ketika ingin berbuka di masjid selalu saja masing-masing anak menyombongkan dirinya dengan makanan yang mereka bawa dari rumah. Bahkan dengan kesombongannya saat itu, aku jadi sadar bahwa masa kecilku penuh dengan canda tawa.

Ramadhan...

Jalanan kecil itu sangat membekas hingga saat ini. Jalanan yang dulu menjadi tempat ketika aku berlarian saling mengejek ketika satu sama lain tak ada yang mengalah dalam hal makanan.

Jalanan itu seakan menjadi tempat paling ku gemari sambil menunggu buka. Orang tua saling berteriak seolah memberi sinyal bahaya karena banyaknya kendaraan yang lewat. Tapi itulah aku dengan kepolosan masa kecil yang kupikirkan hanya bermain

Ramadhan...

Seandainya ku bisa mengirimkan surat kepada diriku 10 tahun lalu, saat ini aku hanya ingin menulis "Aku rindu" melihat kepolosanku yang nakal, rindu menjadi anak kecil yang sering dimarahi ketika pulang penuh dengan debu dan rindu berbuka dengan teman-teman semasa permainan yang saling menyombongkan diri dengan mewahnya bekal buka puasa.


Sabtu, 27 Mei 2017

Ramadhan, apa kabar?

Ramadhan apa kabar?

Sudah sekian kali aku bertemu dirimu, namun pada nyatanya diriku tak pernah bosan ketika kau datang.
Bangun pagi-pagi buta dengan mata yang masih kedap kedip seperti lampu 5 watt atau makan dengan terburu-buru karena waktu imsak tinggal 5 menit. Berbuka dengan khas oleh dirimu. Kurma serta sirup yang biasa hadir di iklan-iklan televisi.

Masjid lebih ramai dari biasanya dengan khasnya membawa suasana yang nyaman dikelilingi suara-suara merdu lantunan ayat suci. Orang-orang mudah tersenyum bahkan dengan lembutnya mengasihi anak yatim. Tangan yang dulu sering lupa untuk memberi, sekarang dengan mudahnya memberi.

Matahari lebih panas dari biasanya pada siang hari, huhhh Es cendol terlihat lebih menggoda dengan aromanya. Orang-orang mulai berteriak menjajaki jajanannya pada sore hari. Anak kecil berlarian, merengek dengan suaranya yang khas serta suara Adzan maghrib yang banyak dinanti orang.

Ramadhan, kini kau hadir bagaikan hujan. Menghujani diriku yang selama 11 bulan menjadi debu. Debu yang melekat sangat tebal, bahkan aku sendiri tak tahu seberapa tebal debu tersebut. Aku bersyukur kau datang untuk membersihkannya. Membersihkan dosa-dosa yang melekat padaku bagaikan magnet yang sangat sulit di lepas.

Ramadhan, ajarkan aku untuk lebih dekat padanya. Ajarkan aku bagaimana caranya menyambutmu dengan benar. Ajarkan aku supaya bisa lebih bermanfaat padamu.

Semoga kali ini tak hanya lapar dan haus yang ku dapat, tapi juga pengampunan atas kesalahanku yang lalu. Tak lupa juga semoga aku bisa memahami diriku seperti halnya ku memahamimu.

Ramadhan... Yuk Mulai

Selasa, 09 Mei 2017

Jadi Orang Yang Beda

Sebelum gue dapet pencerahan, dulunya gue pernah pacaran. Kalian yang baca ini juga pernah (mungkin beberapa masih setia dengan kesendiriannya). Yang pengen gue bahas disini adalah "Kita Jadi Orang Yang Beda"

Beda? yup beda dengan beberapa kebiasaan yang mungkin sering kita lakuin.

1. Jadi Alay 👾

Khususnya laki-laki yang sebelumnya kalem di medsos misalnya, kurang suka update snapgram dll mendadak jadi rame. Bukan karena kemauan sendiri melainkan mengikuti arus dari si pacar perempuan. Bisa aja kebalikannya. Mungkin juga HP nya di ambil alih sama pacar. Tapi disini kita nih laki-laki merasa gak bisa apa-apa. Contohnya Kalo lagi makan dikit2 snapgram, suapan pertama snapgram sambil mulutnya monyong2 terus pake boomerang dan si cewek nulis caption "komodo lagi makan ayam".
Ketika kita mencoba menyenangi orang yang kita sayang terkadang disisi lain kita gak bisa dapetin sesuatu yang buat kita senyaman ngejalanin hidup ala kadarnya. Mungkin awalnya kita biasa-biasa aja atau mungkin happy buat ngelakuin itu, masalahnya kita ngejalaninnya bukan karena diri kita sendiri bergerak melakukan apa yang kita pengen, <elainkan melakukan sesuatu buat orang lain. Disini kita jadi orang yang beda.

2. Gak Ada Waktu ⏰

Gue pernah ngalamin dua posisi yang beda

1. Pacaran
2. Temen dari temen gue yang pacaran

Intinya kita jarang ada waktu buat maen ama temen. Ketika gue pacaran banyak waktu yang gue habiskan ama pacar. Mulai dari Video call berjam-jam, ke mall, ataupun nonton sambil suap-suapan pop corn. Tiap kali temen ngajak keluar jawabannya pasti macem2. "Gue lagi ngedate nih, gak bisa", "Gue lagi di luar, sorry ya", "Gue lagi mens nih". Banyak banget alasan buat kita nolak ajakan maen sama temen. Dan suatu hari ketika kita ngajak maen, mereka selalu jawab "Tumben ngajak maen, gimana udah selesai tugas jadi babu?". Begitu pula sebaliknya ketika kita diposisi menjadi orang yang biasa

3. Relationship (without marriage) like a herbivora or carnivora

Gak sepenuhnya bener sesuai poin no 3 ini. Tapi kebanyakan pasti merasa "ya" ini gue banget. Hubungan sebagian besar fokus utamanya pasti ke pacar. Sadar atau gak kadang kita menyepelekan hal-hal yang bisa kita kesampingkan buat fokus ke pacar. Padahal hal sepele itulah yang kadang mematikan kita di suatu titik tertentu. Contohnya ketika ada dua hal yang harus lo pilih antara jalan ama pacar sama ngerjain tugas kampus misalnya. Kebanyakan dari kita pasti mengesampingkan menyelesaikan tugas kampus dan kita berasumsi bahwa "ahh gampang entar ajalah ngerjainnya". Seketika terlarut dalam hubungan yang personal kita lupa bahwa udah sampai pada deadline pengerjaan dan kita masih belum buat apa-apa. Kita dibunuh oleh perasaan yang mengatas namakan logika berfikir.

Well itu hanya sekedar pengalaman, kalo gak setuju ya sah2 saja mungkin kalian bisa me manage dengan baik apa yang terjadi dalam lingkungan kalian.

Jadi sudahkah kita menjadi Beda? :v


Sabtu, 15 April 2017

Lelah

Beberapa bulan ini semenjak menjadi orang yang beramanah rasanya pengen mati. Awal-awal semangat begitu membara ketika ingin menjadi agen perubahan. Tapi apa daya, fisik dan pikiran terkadang tak bisa di paksakan. Ini bukan organisasi atau instansinya yang salah. Ini tentang gue. seorang laki-laki yang masih terkadang futur. Semua memang ada batas, jalan sudah di ambil menjadi kseharian yang akan di jalani selama setahun belakangan ini.

Teringat beberapa bulan lalu ada seseorang yang menginginkan gue tuk bertahan membantu membangkitkan lagi sinar yang meredup dalam gelap. Dilema karena di satu sisi pengen rasanya menjadi orang terkenal sebagai salah satu public figure. Pengen rasanya bisa menjadi bagian dari orang-orang yang memiliki pemikiran setajam tebasan abu bakar. Itulah pilihan kadang hati dan pikiran harus ada yang mengalah satu sama lain.

2017 sudah menginjak bulan ke 4, dan lagi-lagi resolusi yang sama di tahun 2016 akan sedikit molor. Yup nulis Novel. Waktu itu gue pikir karena memang lagi sibuk-sibuknya ikut organisasi sampe ikut tiga lembaga yang berbeda, nulis bisa di skip tahun depan. Sekarang malah sebaliknya. Makin sibuk dan kondisi badan gak terkontrol. Impian dua tahun buat nulis harus ditunda lebih lama lagi. Entah sampai kapan.

Lelah...
Bagai dosa yang memaksa gelap semakin gelap. Gak tau sampe kapan ini bertahan. Besok, lusa, atau beberapa hari kedepan, gue gak tau seberapa kuat memaksa tubuh ini tuk melakukan aktivitas di atas normal. Sekarang semuanya hanya buih lautan. Gue mangambang mengikuti arus kehidupan tanpa arah tujuan.

Kemaren gue sedikit berbincang-bincang dengan seorang sahabat.

"Cuy, kok ane kadang futurr ya, capek aja ngejalaninnya. Gak ada waktu buat libur"

"Ane tuh pernah baca buku LKS jaman ane SMA, 'Orang yang tidak suka organisasinya, jangan benci lingkungannya. Orang yang gak suka pekerjaannya, jangan benci Organisasinya. Orang yang gak suka keduanya, jangan benci orang-orang nya'. Kadang suatu hal yang kita gak suka itu malah orang lain pengen ada di posisi kita. Jadi jangan salahlan kenapa kamu berada disini, tapi tanyakan apa yang akan kamu perbuat di dalam sini. Dakwahnya kah? Orang-orangnya kah? atau siapa?"

Sudahkah kita ikhlas hari ini?



Minggu, 19 Maret 2017

Berantakan yang terstruktur

Mungkin sebagian orang menganggap berantakan adalah hal yang jelek atau menjijikan. Baju dimana2, buku berserakan ataupun sempak yang digantung depan kaca. Jadinya kalo mau ngaca inget terus kalo keluar harus pake sempak. Terlepas dari hal menjijikan bagi sebagian orang tentang "Berantakan", bagi gue berantakan adalah hal yang sangat amat biasa aja. gue nganggep berantakan adalah sebuah identitas. Kalo gue rapi, orang-orang pasti bilang, "gila si Zaqi rapi juga" atau mungkin "ente abis minum baygon, kamar rapi gini?"

Orang tua gue selalu ngajarin gue rapi. Entah itu mulai dari pakaian maupun keseharian gue di rumah. Misalnya dulu waktu kelas 2 SD gue rapi banget kek bocah2 India lagi nari saman. Jadi dulu terkenal banget namanya "Cilak Mata" buat mata makin keliatan kek orang india. Warnanya hitam pekat ditambah lagi kristal2 yang mencolok seolah itu adalah make up paling muktahir buat memikat seseorang. Kata mama gue (dengan alasan yang masuk akal),  "Qi, kalo kamu pake cilak ini nanti cewek-cewek naksir sama kamu". Gue mengangguk saja. Gak cuma itu, kreatifitas ibu2 dalam make up tidak diragukan lagi, setelah mata, dahi pun jadi sasaran. Yup dahi gue juga di Cilakin huruf  'i' dengan ujung bawahnya yang runcing. Dengan nada mengeluh gue bilang ke mama "Ma, gak mau. jelek!!!". Dengan alasan yang sama mama cuma bilang  "liat tuh sahrukhan joget2 ama cewek di dahinya ada cilaknya". Dengan polosnya gue mengikhlaskan dahi gue di cilakin. Sampe disekolah benar saja yang terjadi adalah gue suruh nyanyi ama joget india. Dengan lugunya gue malah joget erotis dikarenakan joget india susah, jadinya gue joget ala inul daratista. Perpaduan yang sangat menarik bocah ala india joget erotis ala dangdut Indonesia. Mantap jiwa

Gak berantakan sama dengan stress. Lho... kok bsa? Bagi gue, nemuin barang di kamar yang rapi sama susahnya dengan makan makanan yang berkuah tapi pake tangan. Entah kenapa setiap gue mencoba rapi gue selalu mengalami kesulitan dalam menemukan barang. Contohnya ketika gue bingung nyari kunci motor pas gue mau berangkat kuliah karena telat. Padahal kunci motornya sendiri gue taroh di rak. Beda halnya kalo lagi berantakan. Pas gue hampir telat masuk kuliah, kunci motor dengan santainya menggantung di pintu kamar (kunci kamar sama kunci motor jadi satu) jadi kalo kepepet gue hanya perlu cuci muka, pake pakaian yang rapi sambil nyemprotin pewangi kemana-mana (biar wangi walau tak mandi) dan sekejap kunci motor diambil lalu berangkat menuju kampus. Mengherankan bukan?

Selasa, 07 Februari 2017

Butterfly

Berkaca di kehidupan gue yang sekarang, gue gak sengaja buka file-file lama di laptop. Entah udah berapa kehidupan file itu kesimpen. Anehnya, mungkin sebagian orang akan berfikir sama kek gue sekarang. "Kenapa gue lakuin itu dulu" atau "Kenapa gue gak hapus aja ini dari dulu".

Jadi awalnya gue lagi makan ayam goreng sambil main laptop. Kebiasaan buruk gue adalah ketika gue makan, gue gak sadar tangan yang gue pake buat makan megang mouse atau touchpad. Entah bakteri macam apa yang gue telen, tapi sampe saat ini perut gue aman-aman saja. Sampai suatu ketika gue buka folder foto jaman gue SMA sampe baru masuk Kuliah. Mungkin karena kangen gue akhirnya buka satu-satu dan mandanginnya sambil berkaca-kaca. "Gila ya... gue dulu ganteng banget kek Andika Kangen Band". Terlepas dari muka gue yang gantengnya gak sinkron, gue jadi kangen masa SMA. Jaman dimana gue lagi puncak-puncaknya menjadi remaja yang nakal. Gue liat lagi foto-foto gue ditelanjangin pas ultah sampe gue lulus dengan baju sekolah yang dicoret-coret pake pilok.

 Gue inget banget dulu pas acara perpisahan yang diadain di hotel daerah Kuta menjadi momen yang gak bakal gue lupain sampe gue cerita ke anak cucu gue nanti. Saat itu malam perpisahan berlangsung meriah. Semua pada pake kemeja item sama jas. Berasa jadi orang yang paling keren saat itu. Tapi ada satu hal yang membuat gue gak keren lagi karena panitia yang biadab. Di tengah acara ada sesi pemutaran video sehari-hari yang udah dijadiin satu buat di puter. Saking excited nya gue ama temen-temen gue duduk paling depan. Gak ada hujan gak ada aer saat itu gue merasa hina.  Video pertama yang di puter adalah "Gue". Pas ultah dulu gue dikerjain abis-abisan. Di iket di meja sampe gak bisa gerak. Suatu momen terjadi ketika salah satu teman gue bilang "Telanjangin Zaqi". Pikir gue saat itu "Mampus". Akhirnya gue di telanjangin. Baju dibuka menyisakan kutang yang gak dicuci 4 hari dan celana dalam. Sampai video itu di puter pertama semua temen gue di acara perpisahan malam itu gak berenti ngetawain gue sampe muncrat. Kegantengan gue hilang seketika.

Foto demi foto gue liat sampe gue buka folder lain yang isinya video. Sedikit kaget (senyum sedikit) ternyata masih kesimpen video mantan pacar gue. Kalo di inget-inget jadi berasa nostalgia sendiri. Ketika dulu pacaran banyak banget kejadian dari bahagia ampe nangis-nangis. Sekarang hidup udah agak lebih teratur. Bisa punya temen-temen yang emang baik buat dicontoh. Sadar akan kesalahan, gue jadi bergumang "kenapa ya gue baru nemu hidup yang lebih baik saat kuliah?". Tapi gapapa gue menikmati sebuah proses dalam mencari arti hidup. Kek kupu-kupu yang mesti jadi kepompong dulu buat jadi binatang yang sempurna dan bisa melihat dunia dengan sayapnya. Sama halnya gue yang mesti ngelewatin sesuatu yang gak enak buat jadi pribadi yang baik. So delete this video? or save as memories?

Give me a solution haha...

Senin, 30 Januari 2017

Semarang

Ngomongin tentang liburan di Semarang, sama aja ngomongin tentang "Kena Tilang" saat liburan. Dulu pas gue liburan di jogja pernah kena tilang di daerah Malioboro karena temen gue gak liat lampu merah. Karena saat itu motor pinjem dan gak tau mesti ngapain akhirnya bayar juga 100 ribu. Nasib. Seolah menjadi kutukan, dengan teman yang berbeda dan kasus yang sama "Gak Liat Lampu Merah" gue kena tilang juga di daerah Lawang Sewu. Mau gak mau, ikhlas gk ikhlas 100 ribu melayang lagi. Kutukan macam apa ini!!!

Selepas dari kena tilang yang seolah menjadi kutukan. Semarang punya cerita yang bagus buat diceritain.

1. Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT)

Tempat pertama yang gue kunjungin saat sampe di Semarang adalah Masjid Agung Jawa Tengah. Pemandangan dan kesejukan hati dapet banget disini. Kubah yang besar, halaman yang luas dan cabe2an yang pedas. Waktu itu pas banget dengan waktu sholat maghrib. Jadi gue bergegas buat sholat. Yang paling mengherankan adalah jarak antara tempat wudhu sama tempat sholat agak jauh. Tempat wudhu nya di basement sedangkan tempat sholatnya di atas. Ini gue curiga disuruh olahraga dulu baru sholat. Konsep yang keren.

Di dalam masjidnya sendiri ada Al Qur'an Raksasa. Di deskripsinya ditulis tangan selama 2,5 tahun (seinget gue). Di luar masjid nampak 4 pilar menjulang tinggi seperti yang ada di Madinah dan ada satu Menara Asmaul Husna yang tinggiya 99 meter. Kurang lagi 1 meter gue ikut kejuaraan lari jarak pendek versi manjat. Yang gue heranin, kenapa menaranya lebih tinggi daripada kubahnya? Kenapa cabe2an berkeliaran disana? Kapan jodoh gue ketemu di masjid kek di film-film gitu... kapaannn?

2. Pondok Kopi Umbul Sidomukti

Perjalanan ke tempat wisata ini agak lumayan jauh sekitar 2 jam dari kota. Ini recomanded banget buat orang yang suka pemandangan alam. Ke tempat ini ngingetin gue sama tempat tinggal gue di bali, yaitu Kintamani. Keren parah. Alamnya yang sejuk, pemandangan kotanya yang keren sama mba-mba ayu yang jualan "Mas home stay mas". Gak banyak yang bisa gue ceritain disini karena lebih prepare untuk menikmati tanpa mengamati cabe2an alay yang teriak-teriak sama foto selfie duck face sambil kayang.

3. Kota Lama Semarang

Nyampe tempat ini yang ada dipikiran cuma satu. Makan pagi dulu. Gue makan gulai kambing di belakang bangunan tua bekas jaman belanda. Tempatnya agak kusem, dan pikiran gue saat itu adalah murah banget nih pasti. Setelah makan gue kaget ternyata expestasi gak sesuai kenyataan.

"Berapa mas 3 gulai pake nasi, air putih 2 sama es teh satu?"

"(sambil ngitung pake kalkulator) 81 ribu mas"

What? shock seketika. Gini deh Tempat agak kusem, daging dikit, nasi dikit dan gak kenyang lagi. Untuk harga segitu? Santet juga nih bapak2 tukang gulai.

Selepas dari bapak2 tukang gulai yang ngeselin di tempat ini lumayan keren buat orang yang suka foto dengan gaya jaman belanda. Bangunan tua yang khas jaman dulu dengan arsitektur khas belanda dapat ditemuin disini. Gak jauh dari bangunan tua ada Art Contemporary Galery. Disana ada berbagai macam lukisan abstrak yang keren. Mungkin bagi pecinta seni ini bakalan keren banget buat di kunjungin

4. Lawang Sewu

Masuk kesini dibilang pundak agak berat. Alias kalo kalian uji nyali baru mulai 5 menit langsung teriak "Hani... mana hani. Kembalikan suami saya hani. Kembalikan....". Walaupun pengunjungnya membludak kesan serem gak bisa ditinggalin disini. Gue ngerasain bulu kuduk gue merinding ketika gue berada di atap bangunan. Itu kerasa banget seperti banyak orang yang disiksa disana. Ada beberapa tempat di lantai atas yang gak bisa di kunjungin sama lorong bawah tanah. Makin penasaran, suatu saat gue pengen ikut uji nyali. Biar tau ada apa disana. Siapa tau kan setannya santai gitu bisa di ajak ngobrol

"hei... whats up bro? Are u speak indonesia?" Ngobrol ama setan bule
"Yes... saya bisa"
"Mantap jiwa. Jadi gimana rasanya jadi setan di Indonesia?"
"Disini gak ada burger, lidah saya tidak cocok makan nasi"

Lah... malah curhat setannya


Minggu, 08 Januari 2017

Jepang

Gue jatuh cinta sama jepang karena "ANIME". Yup kartun asli jepang yang biasanya ngomongnya gak bisa bedain namanya sedih ama ketawa kalo di serial Gintama atau Kuroko no basuke. Misalnya si karakter utama bilang "Cotto Matte Luffy" (tunggu sebentar luffy), biasanya expresinya ngeselin kek boboho lagi nahan boker atau gak kek Naruto belet pipis pas lagi uji tanding lawan Sasuke. Gara-gara anime juga gue suka mulai dari lagu jepang, bahasa jepang (walaupun tau dikit, itupun biasanya yang....) makanan jepang sama budaya jepang. Lagu jepang yang jadi favorite gue saat ini antara lain : Zetsuen no tempest ending song sama lagunya One Ok Rock yang Wherever You Are.

Ngomong-ngomong masalah Makanan dan Budaya jepang, dulu pas SMA gue pernah ikut festival budaya jepang. Everything is about japan. Disana banyak banget cewek cantik. Ralat cewek-cewek yang pake kostum ala-ala anime atau yang biasa disebut cosplay sama ibu-ibu yang pake kimono jualan nasi uduk. Makanan jepang, lagu jepang, maenan ala-ala anime sama Orang jepun asli pun ada.

Pernah ketika itu gue menghampiri stand orang jepang asli yang buat semacam kata-kata dari kayu tipis pake tinta item tulisan hiragana. Biasanya tergantung konsumen pengen dibuatin apa.  Ada beberapa ukuran kayu mulai dari yang kecil ampe yang gede. Yang jadi masalah adalah harganya. Cuma nulis gitu doang harganya 50-75 ribu. Gue curiga ini ada semacam taktik bagi orang jepang itu sendiri. Karena setiap ngomong sama konsumen si orang jepang ini ngerti bahasa indonesia sedangkan kita sebagai konsumen gak ngerti bahasa jepang. Makanya pas ditanya sama konsumen "Ini harganya berapa ya?". Si orang jepang ngomong sama temennya dulu pake bahasa jepang "kore wa no hiragana to daijobou to 50 rupiah?" "Itte de ore ga no desu to 75 rupiah hai?" "Hai2". Ini konsumen kita kasih harga 50 ribu gimana? Eee gak usah kemurahan 75 aja biar kita untung (bahasa jepang diatas salah jadi mohon dimaklumi). "Cuma tujuh poluh lima ribu aa (sambil senyum jahat). Lah kampret ni emak-emak jepang. Mentang-mentang kalah  sama Indonesia pas proklamasi sekarang maennya "Menangin harga barang dagang (Cuma Tulisan) sama orang Indo)

Cosplay. Gue gak ngelewatin satu pun kesempatan buat foto-foto ama Cosplay. Mulai dari anime yang udah terkenal kek Naruto sampe anime yang baru booming saat itu seperti Shingeki no kyoujin. Kalo urusan dandan gak kalah hebat sama cosplay versi jepang asli. Mulai dari kostum, rambut palsu ama gaya-gaya ala anime juara lah. Bisa dibilang surganya pecinta Jepang disana. Cuma u know lah kalo orang indo yang mukanya maksa buat jadi cosplay karakter anime tertentu yang sebenernya gak cocok malah jadinya kek "Ini orang pelarian rumah sakit jiwa daerah mana ya?"

Budaya Jepang. Orang jepang dikenal dengan budayanya yang khas. Mulai dari ulet kerja, sopan santun, senyum (senyum jahat kek emak-emak jepang di atas) sampe Kimono. Semua itu di kombinasikan jadi satu kesatuan yang menurut gue patut kita contoh. Misalnya kek emak-emak jepang di atas. Bedanya dia ngeselin kalo ngasih harga

Makanan Jepang. Pertama kali nyoba makanan jepang rasanya kek lumer-lumer keju mozarella. Enak banget. Gue waktu itu beli okonomiyaki harganya 37 ribu. Sebenernya banyak banget sih makanan jepang yang lain kek Teriyaki, sushi, ramen dll. Cuma kenapa gue milih okonomiyaki? Karena yang jual orang Indo. Pertama kali gue liat orang jepang jualan "TULISAN" dengan harga 50-75 ribu sugesti gue saat itu "Kampret, nulis gitu doang mah gue bisa. MAHAL banget mending gue beli mie ayam 5 porsi". Becanda haha. Yang jual juga ada orang jepangnya bedanya ini sama orang Indo. Jadi gue gak bakal curiga mereka memainkan harga sesuka hati seperti emak-emak Jepang di atas.

Gue punya cita-cita suatu hari nanti pengen banget ke Jepang. Tepatnya Akihabara dan Tsurui Hokkaido. Kalo di Akihabara itu destinasi bagi pecinta Anime. Disana lengkap banget pernak pernik anime yang pastinya buat mata gak bisa kedip. Nah kalo di Tsurui sendiri itu tempatnya di desa. Disana ada bangau merah liar yang keren abis. Makanya gue pengen banget kesana.

Udah ya capek ngomong Jepang. 

Rabu, 04 Januari 2017

Skenario ALLAH lebih indah

Gak pernah terbayang kepada saya ketika hal ini datang. Seperti bayi yang baru belajar berjalan ada saja sesuatu yang membantunya. Entah itu kedua orang tua, tembok, atau sebuah kursi bayi. Rasanya sungguh malu untuk menceritakan ini. Seolah saya hanya semut yang hanya kecil dimata kupu-kupu, lebih kecil lagi di mata manusia bahka sangat kecil di mata Allah.

Kemaren setelah UAS, saya meminjam fotocopyan Tabel Bunga Keuangan untuk di fotocopy sebagai bahan belajar kepada teman saya.

"Zaq, aku tunggu di musholla gedung F (sebutan gedung pascasarjana) sambil sholat ashar ya"
"Oke Lev"

Setelah itu saya langsung menuju gedung F. Mengambil wudhu lalu melaksanakan sholat ashar sendiri. Setelah selesai sholat, tiba-tiba ada perempuan dibelakang shoft saya memanggil.

"Dek..."
"Ohh iya ada apa mba?" sedikit kaget

Tiba-tiba levia langsung maen kabur meninggalkan saya.

"Adek semester berapa?"
"Semester 3 mba"
"Maaf, tadi pas takbir sama rukuk itu salah. Jadi gini sebenarnya pada zaman nabi takbir yang benar itu seperti ini. Rukuk pun harus lurus gak boleh tangannya melebihi dengkul"
 "Ohh gitu mba, setau saya takbir seperti ini itu sunnah"
"Yang benar seperti ini dek di zaman nabi" Sambil mencontohkan gerakan yang sempurna

Tidak lama kemudian orang lain masuk untuk melakukan sholat. Perbincangan kami pun berlanjut di luar musholla.

"Ohh iya tadi ngikutin ajarannya siapa dek?"
"Saya praktekin gerakan ini karena waktu itu di masjid ada ajaran tentang melakukan gerakan sholat"
"Hati-hati ya banyak sekarang ajaran-ajaran yang tidak mencontohkan seperti pada zaman nabi"
"ohh iya mba, syukron tadi sudah diingatkan"
"Asal mana dek?"
"Saya asal Bali mbak"
"Orang tua tidak pernah mengajarkan sholat?"
"Jadi saya sekolah di bali pisah sama orang tua. Orang tua saya di desa saya sekolah di kota mba. Sebenernya saya baru mengenal islam itu sejak kuliah. Saya sekolah SD-SMP itu lebih banyak tau ajaran agama hindu. Berlanjut SMA saya masuk swasta kristen jadi mengikuti ajaran kristen mba"
"Ohh gitu pantesan. Ini saya ada cuplikan video mengenai tata sholat dan wudhu yang benar menurut ajaran nabi. Saya dapatkan dari ustad (lupa namanya) langsung dikasih oleh beliau"
"Ohh iya mba" Sambil melihat video

Sembari melihat video saya sedikit basa basi

"Maaf mba, asli mana?"
"Saya sumatera"
"S2 ya mba? ngambil konsentrasi apa?"
"Iya saya S2, ngambil konsentrasi Marketing. Ini videonya hanya tentang wudhu saja yang sholat saya lupa naroh dimana. Nanti saya akan cek lagi. Kamu bawa Flashdisk atau laptop?"
"Wahh gak bawa saya mba"
"Yaudah besok bisa bawa ya ntar saya kasih videonya"
"Ohh iya mba, boleh minta kontaknya?"
"08xxxxxxxxx"
"Atas nama siapa mba?"
"S"
"Syukron mba sudah diingatkan sekali lagi jadi gak enak saya"
"Ohh iya gapapa dek"
"Saya pamit mba, Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"

Hari ini saya janjian buat ketemu Mba S di gedung Pascasarjana FIA. Saya masuk kedalam lalu memberikan flashdisk.
"Bawa flashdisk?" tanya mba S
"Bawa mba" sambil ngasih flashdisk
"Ini videonya gak ada, sebenernya saya ada kasetnya cuma udah dikirim kemaren ke sumatera. Tapi saya ada pdf tentang sholat dan wudhu"

Selesai mengcopy file, saya gak banyak berbincang seperti kemaren karena mungkin mba S juga lagi sibuk.

"Syukron mba maaf ngerepotin, saya langsung balik aja"
"Ohh iya gapapa"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"

Pertemuan singkat penuh makna. Hati saya seakan bergetar. Mengingatkan lagi bahwa apa yang saya lakukan selama ini masih jauh dari kata BAIK. Hal kecil seperti sholat aja saya salah. Sungguh ini adalah proses Hijrah yang sangat panjang bagi saya. Saya sadar satu hal. Allah tahu hambanya ketika ia hendak mendekatkan diri padanya. Selalu ada jalan entah seperti saya melalui ketidaksengajaan lalu dipertemukan oleh seseorang perempuan yang menegur saya atau hal lain yang nantinya banyak sekali kejadian yang gak terduga. Saya selalu percaya bahwa skenario yang allah buat lebih baik dari apa yang saya bayangkan